May 14, 2008

setia

[Pagi hari sebelum berangkat ke kantor, ketika saya hendak mematikan laptop saya, saya menemukan tulisan saya di awal bulan lalu. Terenyuh, saya kemudian ingin membuatnya sebagai salah satu posting blog saya. So here it is.]

-

Rasanya selama sebulan ini, saya disibukan oleh kata “setia”. Setia yang tidak lekang oleh waktu, dan tak akan habis atau washed-off atau menghilang seperti gaung. Satu-satunya bukti kesetiaan yang mudah saya temui mungkin terletak pada anjing saya. Secapek apapun, semarah apapun, secuek apapun saya, si bulu-bulu putih itu akan datang menghampiri saya. Dan mengikuti kemanapun saya pergi – ke kamar tidur, ke ruang makan, bahkan ke kamar mandi. Pernah sekali, saya sedang tidak enak badan, dan lebih memilih berada di kamar tidur. Tiba-tiba saya ingin ke kamar mandi, waktu saya membuka pintu kamar saya, saya menemukan anjing saya yang sedang menunggu untuk dbukakan pintu. Saya hanya bisa tertawa kecil dan berkata “ya ampun, dari tadi disini nunggu dibuka?” Mungkin dengan tatapan matanya seakan dia menjawab iya. Ah…mungkin itu kesetiaan.

-
Contoh lainnya saya temui ketika saya menonton film Juno. Akhir-akhir ini film itu memberikan energi yang luar biasa untuk saya. Di film itu diceritakan tentang kehamilan yang tidak direncanakan oleh seorang remaja berumur 16 tahun. Ada banyak adegan yang membuat saya tersentuh dalam kemasan yang lucu dan menarik. Salah satunya ketika Juno harus memberitahu orang tuanya tentang kehamilannya. Menurut saya tidak semua orang tua akan bisa melegakan hatinya untuk mendengar anaknya yang baru berusia 16 tahun hamil diluar nikah. Dan terlebih lagi bisa dengan cepat mencerna berita tersebut dan memutuskan untuk mendukung anaknya. Mungkin ini kesetiaan. Yang melebur dalam apa yang dinamakan cinta. Sedalam itulah cinta orangtua Juno untuk bisa mengerti keadaan Juno dan tidak mempertanyakan atau mempersulit keadaan. Entah kenapa, bagi saya ini bentuk kesetiaan. Setia untuk terus mencintai, mendukung dalam segala keadaan. Pretty – ugly, sick – healthy, what you don’t have – what you have. Untuk mencintai seseorang untuk apapun dan siapapun dia. Itu, entah bagaimana, bagi saya adalah kesetiaan.

-
Setia bagi saya tidak hanya tidak berselingkuh, bermain perasaan dengan yang lain, berbagi ruang dengan pihak ketiga, atau berbohong dan menyembunyikan sesuatu. Karena itu saja masih bagian kecil dari apa yang namanya setia. Setia itu adalah rela mengorbankan rasa ego yang menumpuk didalam hati, didalam otak, dan mungkin tersembul dalam tiap kalimat sahabat-sahabat yang tidak bisa lagi bersikap objektif. Setia adalah ketika kita tidak lagi memperhitungkan perasaan kita, tapi perasaan orang lain yang penting bagi kita. Seperti kata salah satu teman baik saya; “when you love someone, you count his/her feelings more than yours” Setia menurut saya bisa digambarkan layaknya seorang ibu yang rela mati untuk anaknya.

-
Kasih itu setia. Seperti pesan sms yang saya kirim ke seseorang. Yang mungkin seharusnya saya revisi menjadi setia itu kasih.

-
©frettyaulia, 07.04.2008

0 c o m m e n t s: