March 18, 2008

(buka kacamata anda saat membaca ini)

Minggu kemarin, saat berada didalam gereja, saya mendapati diri saya bertanya dalam hati pertanyaan mendasar soal iman saya. Soal apa yang tidak saya lihat namun saya percaya. Saya sedari kecil adalah penganut Kristen. Terus terang, saya pernah mengalami gejolak mengapa saya ada disini sebagai Kristen, apakah hanya karena "meneruskan" apa yang orang tua saya yakini. Saya dulu meyakini gejolak itu sudah berakhir dengan cara pandang saya yang baru. Lalu tiba-tiba saya mendapati saya berada dalam gejolak itu kembali. Saya mempertanyakan siapa itu Tuhan. Kadang saya mendapati hati dan akal budi saya berbenturan saat mendalami siapa itu Tuhan. Ada dimensi soal Tuhan yang saya tidak mengerti. Ada yang bilang logika manusia tak akan pernah sama dengan logika Tuhan. Maksudnya dimensi Tuhan yang Maha Agung, tak akan pernah sama dengan dimensi manusia. Ada peraturan yang hanya berlaku untuk Tuhan dan tak bisa di-adjust untuk manusia. Kalau kasarnya; "otaknya manusia kagak nyampe brai!". Yang saya menjadi tidak mengerti lalu apa fungsi akal budi yang Tuhan berikan kepada saya kalau ternyata ada dimensi yang ditakdirkan tidak akan bisa saya mengerti? Dulu waktu saya kecil, saya tak punya banyak teman, saya termasuk loner. Dan dalam kesendirian saya bermain, sering terlintas dikepala saya mengapa saya lahir sebagai manusia dengan akal budi. Kenapa saya lahir sebagai manusia yang kompleks. Kenapa bukan menjadi anjing kecil yang lucu, yang kerjanya cuma bermain, dibelai sayang oleh pemiliknya dan tak akan pernah pusing soal besok ke kantor naik apa. Bukannya saya menghina Tuhan, saya hanya bertanya. Saya bukan manusia religius, yang kuat tahan godaan. Saya masih sangat berdosa (banget). Tapi saat saya berdoa, ada rasa malu yang tidak bisa saya tutupi. Malu karena dengan dosa saya, saya masih berani meminta. Mungkin saat ini juga saya malu, karena saya menyuarakan pertanyaan saya secara berani soal iman saya kepada Tuhan. Namun biarkanlah ini menjadi sebuah sharing. Dan saya harap anda tidak menghakimi saya hanya karena saya bertanya atau hanya karena saya bingung.
© frettyaulia, 18.03.2008

4 c o m m e n t s:

Anonymous said...

pertanyaan anda...sebenarnya mungkin representasi pertanyaan banyak orang... Mengingatkan saya kepada seorang atheis yang saya kagumi... Tuhan adalah sesuatu yang abstrak...semakin dicari semakin kita tidak bisa mendapatkannya dan tidak pernah puas. Satu yang saya percaya...tidak ada konsep yang benar tentang Tuhan...Setiap orang bisa mempunyai Tuhan yang berbeda beda di dalam hati mereka... Tuhan orang Kristen A dengan Tuhan orang Kristen B mungkin bisa berbeda... Mungkin istilahnya seperti konsep "cinta"...si A cinta B, B cinta A... tapi tidak akan pernah bisa sama... Si A mencintai B dengan his/her own definition dan begitulah sebaliknya...TIDAK PERNAH SAMA... Am not talking about Jesus or others...but it's more to God as God... Pertanyaan Anda soal tidak bisa memahami Tuhan? Karena memang tidak bisa sepenuhnya dimengerti oleh pikiran... it's like falling in love...your body, heart, soul and mind... sometimes it's crazy and irrational...

cheapdrunk said...

saya bisa mengerti maksud mba anonim.

saya melihat kita melihat masalah ini sama tapi beda.

saya sudah berbicara secara spesifik soal ke-kristenan saya, dimana ada dimensi yang mau saya mengerti.

sementara anda melihat dalam konsep yang lebih global.

oh well..i like your opinion jer!
i guess it's true; "berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya" :)

Anonymous said...

mmm..saya bukan Kristen yang religius, pergi ke gereja pun kalau sedang tidak kepingin ya tidak berangkat. Saya jarang berdoa sungguh - sungguh dengan mata terpejam di kamar tertutup ataupun dengan kata - kata yang indah, tapi saya yakin setiap bisikan dan pikiran sesederhana apa pun bisa jadi doa buat Tuhan. Bahkan dengan permintaan, permohonan, ataupun kekaguman kita akan alam dan segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah doa dan pujian untuk Tuhan, pengakuan kita akan adanya Tuhan.
Banyak orang ingin mengerti sebelum percaya, tapi sepertinya iman harus kita percayai dulu sebelum akhirnya bisa kita mengerti.
Mengapa saya Kristen? Awalnya karena Ibu saya Kristen. Lama - lama saya mengerti bahwa saya Kristen karena saya diselamatkan.
Gitu kali, yee... Happy Easter, Jeng.

cheapdrunk said...

mba anne, happy easter to you too..
hum bukan bermaksud aneh2 sih, tapi adalah yang terus saya pertanyakan, mungkin saya aja yang gasruk otaknya jadi gak bisa berhenti bertanya dan punya rasa besar untuk mengerti.

anyway, thank you for dropping by!