March 6, 2008

pecahkan saja gelasnya biar ramai!


Sungguh gak penting. Bukannya kerja malah bikinin blog buat teman dan akhirnya berujung ngalor ngidul ke blognya teman yang lain. Halah. Selamat datang di dunia hari terakhir kerja di akhir minggu ini yang notabene panjang bet! Tetapi setelah membaca salah satu entry di blog teman, dan setelah mengobrol gak jelas dengan salah satu teman kuliah saya, eh terbersit untuk menulis entry baru soal masalah segan dan tidak segan berbicara apa adanya.

Salah satu teman saya lagi ribut soal menikah. Ada yang bilang mau menikah kok repot? Menurut saya lah memang repot! Sekali seumur hidup brai!. Dan semua tetek bengek soal "diakah soulmateku" bukanlah masalah sepele. Buat saya masalah menikah itu benar-benar akan menjadi awal kisah hidup saya nanti. Dan tentu itu juga berlaku bagi teman saya ini. Apalagi kami berdua mahluk perempuan yang sudah diujung umur 20an, yang teman-teman lainnya sudah menikah, yang selalu disetiap acara keluarga selalu digeber dengan pertanyaan yang sama; "kapan nikah?" Woi BASI! Sekali-sekali diganti kek pertanyaan. But anyway back to her issue; teman saya ini rada bingung dengan pacarnya sekarang ini. Dia dengan pd-nya ngajak pacarnya nikah. Lebih pd-nya lewat sms pula! Aih dasar wanita gila! Dan ujung-ujungnya pacarnya belum bisa memberikan sebuah "perwakilan" atas kejelasan soal pernikahan itu. Dan itu membuat teman saya ber-gimana dong frettt?! Saya jadi merasa kalau kadang dalam keadaan terjepit, semua manusia jadi tidak tahu musti bagaimana berbicara dan merespon terhadap banyak hal. Yah saya juga begitu, walah apalagi saya. Untuk orang yang sangat penting bagi hidup saya, baik keluarga - sahabat dekat - pacar, saya selalu menjaga perasaan mereka banget. Bahkan kadang saya bisa dengan baik menjaga perasaan mereka dengan mengorbankan perasaan saya sendiri. Saya kutip dari kata pacar saya; "sometimes you are a fake." (weits tajam banget). Yah dia ada benarnya, karena merasa terobligasi menjaga perasaan semua orang, saya ujung-ujungnya berbohong pada diri saya sendiri. Dan berbohong pada diri sendiri itu = munafik. Dan munafik = dosa. Ah memalukan bagi saya yang selalu gembar gembor soal "tak bisa berbohong pada diri sendiri" tapi ternyata secara sadar telah berbohong pada diri sendiri. Sigh...

Setelah saya berbicara dengan teman saya itu, tiba-tiba saya membaca entry blog teman saya yang lain. Dan disitu saya membaca soal kepelikan dia dalam menghadapi semua masalahnya sampai-sampai tidak bisa merespon secara layak atas perasaan dia yang sebenarnya. Saat membaca itu, tiba-tiba saya teringat salah satu lagu favorit saya; Smells Like Teen Spirit. Yang nota bene isinya soal denial - penyangkalan. Memang kadang berbohong untuk kebaikan bisa ditolerir. Dan menyangkal kalau kita baik-baik saja padahal kita lagi sakit hati banget bisa membantu. Ibarat salah satu episode Greys Anatomy yang bercerita tentang seorang dokter anestesi yang senang minum-minum kala kerja - oh well anything that gets through the day. Tetapi entah bagaimana, disaat menulis soal itu, saya tiba-tiba ingat salah satu adegan di film Ada Apa Dengan Cinta (ya saya memang segitunya sama film!). Ketika Mba Dian disitu membacakan puisi di tengah-tengah cafe di sebuah malam didepan lelaki yang ia diam-diam sukai itu. Ada tertulis disitu; "Pecahkan saja gelasnya biar ramai!" Iya, pecahkan saja! Kenapa musti kita menjadi takut untuk bicara apa adanya? Tentu kita adalah manusia-manusia dewasa, yang bukan anak kecil lagi. Tata cara kita berbicara dan menyampaikannya juga harus dengan toto kromonya toh. Tapi itu bukan berarti kita menahan semuanya. Aih gila, kita kan bukan malaikat!. Beranikan untuk berbicara ala kadarnya. Hati pun menjadi lega dan otak pun menjadi lebih gak parno-an.

Saya tahu saya bukan orang yang tepat untuk berbicara bijak, sudah terlalu banyak keparnoan yang ada di otak, dan kadang bukannya melegakan hati saya justru menumpuk-numpuk hal gak penting di hati. Tetapi mungkin anda – para pembaca setia – bisa turut membantu saya menjadi bijak. Di hati terutama.

© frettyaulia, 06.03.2008
*image from

2 c o m m e n t s:

Anonymous said...

saya nggak punya gelas untuk dipecahkan.. punyanya hanya gelas plastik yang cuma berkelotrakan *bah, bahasa apa pula itu yah? :p* kalau saya banting.

cheapdrunk said...

berkelotrakan? hiyahahaha..